Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Said Aqil Siradj (tengah) usai acara peresmian Indonesia Tiongkok Cultural and Training Center di Jakarta, Selasa (2/7/2024). ANTARA/Sean Filo Muhamad
Jakarta – Menurut Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), masyarakat harus menghindari asumsi bahwa semua pondok pesantren (ponpes) di Indonesia mengajarkan ajaran negatif.
Ini disampaikannya sebagai tanggapan atas kasus seorang pimpinan ponpes yang menikahi seorang santriwati di bawah umur tanpa seizin orang tuanya.
“Salah, jangan digeneralisir ya, pesantren semuanya begitu ya nggak, (itu) oknum,” kata Said Aqil ditemui di Jakarta, Selasa.
Mantan Ketua Umum PBNU tersebut menegaskan tindakan yang demikian adalah salah, terlepas dari siapapun yang melakukannya.
“Siapapun yang berbuat begitu ya salah, bukan karena pesantren yang begitu, maka kita bela, bukan,” tegasnya.
“Kan pesantren ada yang baik, ada 28.000 pesantren itu. Kalau hanya 1,2,3,4,5 (pesantren yang salah) ya sedikit sekali, kecil sekali,” ujarnya.
Perlu diketahui, Seorang pengasuh Ponpes Hubbun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW) atau Pondok Habib Merah di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sebelumnya diberitakan menikahi seorang santriwati di bawah umur tanpa izin orang tuanya.
Pengasuh Ponpes Hubbun Nabi Muhammad SAW atau Pondok Habib Merah saat ini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus persetubuhan anak di bawah umur oleh Kepolisian Resor (Polres) Lumajang.
Sumber Antaranews
