Ilustrasi – Blue Screen of the death (BSOD) pada monitor desktop setelah komputer mati. ANTARA/Shutterstock/KenSoftTH/pri.
Jakarta – Pada hari Jumat, bisnis di seluruh dunia melaporkan adanya gangguan IT, termasuk munculnya “layar biru kematian” pada komputer Windows mereka. Ini adalah salah satu gangguan IT paling luas yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Dikutip dari TechCrunch, Jumat, gangguan ini, yang banyak profesional keamanan kaitkan dengan pembaruan dari CrowdStrike, telah mempengaruhi perusahaan di berbagai sektor, mulai dari bank, jaringan makanan, dan rumah pialang, hingga organisasi berita, jaringan kereta api, dan maskapai penerbangan.
Bursa Saham London, Bandara Edinburgh, dan Ryanair di Inggris melaporkan gangguan layanan, sementara maskapai India IndiGo, Akasa, dan SpiceJet melaporkan bahwa sistem check-in mereka tidak berfungsi di beberapa bandara, memperingatkan penumpang bahwa penerbangan mereka mungkin tertunda sebagai akibatnya.
Selain itu, sistem check-in Bandara Hong Kong mengalami kerusakan, menyebabkan “kekacauan di bandara internasional”, menurut laporan South China Morning Post. Bandara Delhi menyatakan bahwa beberapa layanan mereka telah dihentikan karena gangguan di seluruh dunia.
Ketua eksekutif Sky News David Rhodes mengirimkan tweet bahwa gangguan tersebut menyebabkan penyiar berita Inggris Sky News mengalami kesulitan melakukan siaran langsung pagi ini. Menurut New Zealand Herald, layanan perbankan negara juga terkena dampak.
Banyak pelanggan melaporkan tidak dapat memulai ulang komputer mereka akibat masalah ini. Gangguan ini terjadi tak lama setelah Microsoft mengonfirmasi masalah layanan dengan aplikasi Microsoft 365 pada Kamis (18/7)malam, yang memengaruhi beberapa maskapai termasuk Delta dan United. Halaman status layanan Microsoft mengatakan bahwa masalah sedang dalam proses penyelesaian.
Secara signifikan, tampaknya gangguan ini tidak berasal dari serangan siber. AGL, perusahaan energi Australia, secara langsung menyalahkan pembaruan perusahaan keamanan CrowdStrike, meskipun beberapa perusahaan dan pakar keamanan menuduh perusahaan tersebut. Perusahaan sering menggunakan perangkat lunak perusahaan ini untuk mengatur keamanan perangkat Windows dan server.
Sebuah posting di forum dukungan CrowdStrike mengakui masalah ini, mengatakan bahwa perusahaan telah menerima laporan tentang adanya henti operasi yang terkait dengan pembaruan konten.
Perusahaan keamanan tersebut tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Microsoft juga tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Seorang moderator di subreddit CrowdStrike mengatakan bahwa perusahaan menyadari “laporan luas” tentang kesalahan layar biru pada perangkat Windows di berbagai versi perangkat lunaknya.
Perusahaan sedang menyelidiki penyebabnya, demikian bunyi pesan tersebut. Saham CrowdStrike turun lebih dari 14 persen dalam perdagangan pra-pasar pada hari Jumat.
(Sumber Berita Antaranews)