Arsip Foto – Dokter mengecek kondisi pasien anak penderita gagal ginjal akut di ruang Pediatrik Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10/2022). (ANTARA FOTO/Ampelsa/hp/am)
Jakarta – Dr. Anton Isdijanto, Sp.PD, seorang spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, mengatakan bahwa mengkonsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit gagal ginjal.
“Di Indonesia itu belum ada edukasi kalori yang dibutuhkan berapa di luar makanan-makanan yang instan, terutama yang kandungan garamnya tinggi, gulanya tinggi, kalorinya juga jadi lebih tinggi,” kata Anton dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Anton menyatakan bahwa, berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, batas harian yang boleh dimakan garam adalah lima gram, atau sekitar satu sendok teh.
Dia mencontohkan bahwa tubuh dapat mengonsumsi sekitar 3,7 hingga 3,8 gram garam ketika mengonsumsi mi instan, tanpa memperhitungkan gula dalam bumbu atau lauk lain yang ditambahkan.
“Yang dicari malah makanan instan, mi instan, pakai ayam goreng, ada tepung, ada garam, belum pakai bumbu-bumbu masak tinggi garam. Akhirnya apa? kena hipertensi sebagai gangguan metabolik,” ujar Anton.
Akibat kelebihan garam, ginjal akan dipaksa bekerja lebih keras untuk mengeluarkan garam dan membuat jantung harus memompa darah lebih cepat. Tekanan darah yang tinggi kemudian akan merusak pembuluh darah pada ginjal sehingga kemampuan ginjal untuk menyaring berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh makin berkurang.
Bila hal ini berlanjut, kualitas maupun bentuk ginjal akan terdampak dan penderitanya bisa saja memerlukan alat bantu seperti mesin cuci darah. Tekanan darah dalam tubuh juga ikut meningkat secara keseluruhan.
“Pada prinsipnya ini seperti air minum. Air mengalir karena dipompa, air bisa diminum kalau ia sudah tersaring. Jadi, darah kita dipompa jantung, dialirkan melalui pipa pembuluh darah dan disaring oleh ginjal. Kalau terganggu, yang membuat tekanan tinggi adalah jantung yang memompa dan dampaknya akan mengarah di bagian filter,” ucap Anton.
Anton mengatakan bahwa penderita gagal ginjal umumnya muncul pada usia di bawah 27 tahun. Penyebab lain selain pola makan adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur dan jarang berolahraga.
Oleh karena itu, ia meminta agar masalah ini menjadi perhatian bersama dan kesempatan yang baik untuk menjalankan pola hidup sehat, yaitu banyak mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi makanan asin dan instan, dan rajin berolahraga meskipun sibuk.
(Sumber Berita Antaranews)