lustrasi bayi membutuhkan ASI sebagai nutrisi terbaik tubuhnya | copyright pixabay.com/blankita_ua
Jakarta – Dengan Ditekannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun tentang Kesehatan, produsen susu formula (sufor) dilarang melakukan promosi.
Misalnya, mereka dilarang memberikan diskon atau potongan harga kepada konsumen yang membeli sufor khusus bayi. Pasal 33 PP Nomor 28 Tahun 2024 melarang kegiatan promosi sufor.
“Produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau produk pengganti air susu ibu lainnya dilarang melakukan kegiatan yang dapat menghambat pemberian air susu ibu eksklusif berupa:…” demikian bunyi pasal tersebut.
“Pemberian potongan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apa pun atas pembelian susu formula bayi dan/atau produk pengganti air susu ibu lainnya sebagai daya tarik dari penjual,” lanjut bunyi Pasal 33 huruf c.
Produsen susu formula juga dilarang memberikan contoh produk susu formula bayi secara cuma-cuma dalam bentuk penawaran kerja sama atau bentuk lain kepada fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga medis, tenaga kesehatan, kader kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang baru melahirkan. Selain itu, produsen susu formula dilarang melakukan penawaran atau penjualan langsung susu formula bayi ataupun produk pengganti air susu ibu lainnya ke rumah-rumah.
Jadi, produsen susu formula bayi tidak boleh menggunakan influencer untuk mempromosikan barang mereka. Selain itu, pemerintah melarang pengiklanan susu formula bayi dan susu formula lanjutan di media cetak dan elektronik, media luar ruang, dan media sosial.
Pemerintah juga melarang promosi produk makanan dengan susu formula bayi secara tidak langsung atau silang.
Pelarangan ini tidak berlaku untuk media cetak yang berkaitan dengan kesehatan. Salah satu tujuan dari peraturan yang dibuat oleh pemerintah adalah untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan ASI sepenuhnya dari ibu mereka.
Para orang tua harus menyadari bahwa ASI mengandung banyak nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi selama masa pertumbuhan penting mereka. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang manfaat ASI daripada susu formula.
Keunggulan ASI untuk bayi dan ibu
Merujuk Kementerian Kesehatan RI, pemberian ASI direkomendasikan sampai 2 tahun atau lebih.
ASI mengandung seluruh zat gizi untuk 6 bulan pertama kehiduan bayi, lemak, karbohidrat, protein, dan garam mineral. ASI juga mengandung zat protektif untuk bayi, yaitu Lacto Avilia Bifidus, Lactoferin, lisozim, complemen C3 dan C4.
Selain itu, ASI bisa memberikan antistreptokokus, antibody/immunoglobulin, immunitas seluler, dan tidak menimbulkan alergi bagi anak. Pemeberian ASI setelah 6 bulan, dapat memberikan 65 persen kebutuhan nutrisi bayi.
Pada usia 9-12 bulan, ASI bisa memberikan 50 persen kebutuhan nutrisi. Lalu pada usia 1-2 tahun, ASI masih bisa memberikan 20 persen kebutuhan nutrisi.
Mengutip WebMD, berikut sejumlah manfaat ASI bermanfaat bagi bayi Anda dalam banyak hal:
- Mengandung proporsi nutrisi yang tepat yang dibutuhkan bayi Anda, termasuk protein, karbohidrat, lemak, dan kalsium;
- Menyediakan antibodi alami yang membantu bayi Anda melawan penyakit, seperti infeksi telinga;
- Susu formula biasanya lebih mudah dicerna daripada susu formula. Jadi, bayi yang disusui biasanya lebih jarang mengalami sembelit dan kembung;
- ASI dapat menurunkan risiko sindrom kematian bayi mendadak pada tahun pertama kehidupan bayi Anda;
- ASI dapat meningkatkan kecerdasan anak Anda. Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disusui memiliki tingkat fungsi kognitif yang lebih tinggi;
- ASI bahkan dapat membantu anak Anda di tahun-tahun berikutnya, dengan mengurangi risiko kelebihan berat badan, serta risiko terkena asma, alergi, diabetes tipe 1 dan tipe 2, kolesterol tinggi, penyakit Hodgkin, leukemia, juga limfoma.
Menyusui juga baik untuk ibu. Wanita yang menyusui memiliki risiko lebih rendah terkena beberapa penyakit, seperti:
- Kanker payudara
- Diabetes
- Penyakit jantung
- Osteoporosis
- Kanker ovarium
Menyusui juga dapat membantu para ibu menurunkan berat badan pascapersalinan dengan lebih mudah, dan mengurangi kemungkinan mengalami depresi pascapersalinan.
Sumber Kompas