Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata (dua kanan), Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi (dua kiri), Asisten Intelijen Pangkoarmada RI Laksamana Pertama TNI Iwan Setiawan (kiri), dan Asisten Operasi Pangkoarmada RI Laksamana Pertama TNI Heri Triwibowo (kanan) menunjukkan bungkusan plastik berisi benur yang diselamatkan dari para penyelundup saat jumpa pers di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta, Selasa (6/8/2024). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Jakarta – Satuan Tugas Gabungan TNI Angkatan Laut (AL) menggagalkan penyeludupan benih bening lobster (BBL) atau benur sebanyak 284.692 ekor di dua lokasi yakni di Riau dan Bekasi Timur, Jawa Barat dengan nilai total Rp37 miliar.
Saat konferensi pers terkait pengungkapan kasus itu, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengatakan bahwa benur yang diseludupkan itu diduga akan dikirim ke Singapura dan Vietnam.
“Penyeludupan BBL ini modusnya hampir sama dengan penyeludupan narkoba. Jadi, jaringannya bisa terputus. Hanya korban-korban di lapangan itu saja yang bisa kami amankan,” kata Pangkoarmada RI saat jumpa pers.
Satgas Gabungan TNI AL bersama Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai memulai penyisiran di beberapa tempat yang dicurigai menjadi jalur penyeludupan benur. Hasilnya, tim gabungan itu pun memberhentikan satu truk yang mencurigakan saat kendaraan angkut itu melintas pada Selasa dini hari pukul 00.00 WIB di Jalan Lintas Teluk Meranti-Pulau Muda, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Hasil pemeriksaan muatan yang dilakukan oleh personel TNI Angkatan Laut menemukan bahwa muatan itu terdiri dari 50 boks stereofoam berisi 1.400 bungkus plastik benur. total benur dalam muatan itu adalah 280.000 ekor benih benih lobster pasir.
Dalam waktu yang tak jauh berbeda, Satgas Gabungan TNI AL juga menggagalkan penyeludupan benur yang diangkut kendaraan berjenis SUV yang membawa 4.692 ekor BBL berjenis pasir dan mutiara.
Pangkoarmada RI menegaskan TNI Angkatan Laut bakal terus membantu pemerintah mengawasi distribusi benur, termasuk menggagalkan upaya penyeludupan komoditas ekspor tersebut. Dia menyebut jajarannya di tiga armada TNI AL terus mewaspadai upaya penyeludupan yang kemungkinan bakal terus terjadi ke depan.
“Benur-benur ini (diduga) bakal dikirim ke luar negeri, diduga ke Singapura, dan ujung-ujungnya ke Vietnam. Jadi, (penyeludupan benur) dia loncat katak,” kata Laksdya Denih Hendrata.
Istilah loncat katak disebut Denih merujuk pada modus penyeludupan benur yang dijual dengan sistem putus sehingga jika ada sindikat yang mengatur aksi ilegal itu pun menjadi sulit diketahui. Oleh karena itu, Pangkoarmada RI meminta peran aktif masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan berbagai gerak-gerik yang mencurigakan di lingkungan sekitarnya.
Kerugian negara yang diperkirakan dari 284.692 ekor benih lobster yang diselamatkan TNI AL diperkirakan mencapai kurang lebih Rp37 miliar. Ini karena benih bening lobster, yang merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat berharga, memiliki harga perkiraan antara Rp150.000 dan Rp200.000 per ekor.
Dalam acara jumpa pers pengungkapan kasus itu, beberapa pejabat TNI AL turut hadir mendampingi Pangkoarmada RI, yaitu Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi, Asisten Intelijen Pangkoarmada RI Laksamana Pertama TNI Iwan Setiawan, dan Asisten Operasi Pangkoarmada RI Laksamana Pertama TNI Heri Triwibowo.
Sumber Berita Antaranews