Petugas pangkalan di Aceh saat menurunkan gas LPG 3 Kg. Foto: Dok. Istimewa
Jakarta – Dalam RAPBN 2025, volume LPG 3 kg meningkat menjadi 8,17 juta metrik ton, meningkat dari target tahun 2024 sebesar 8,03 juta metrik ton. Hal ini disebabkan oleh permintaan masyarakat yang meningkat, kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
“Peningkatan ini didorong oleh permintaan LPG (3kg) dari masyarakat. Jadi permintaan tinggi terus,” terang Bahlil dalam Rapat Kerja RAPBN 2025 Kementerian ESDM dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (27/8).
Pemerintah saat ini sedang berusaha untuk membangun industri jaringan gas LPG di Indonesia, kata Bahlil. Sebanyak 703.308 Sambungan Rumah (SR) akan dibangun dengan anggaran APBN dari tahun 2009 hingga 2023, menurut data dari Kementerian ESDM. Dengan 28.466 SR, Surabaya, Provinsi Jawa Timur, adalah salah satu kota yang menikmati jargas.
“Memang selain LPG bersubsidi kita juga lagi berpikir untuk bagaimana bikin jaringan gas atau jargas dan membangun industri LPG di Indonesia,” imbuh Bahlil.
Selain subsidi LPG, subsidi listrik pada tahun 2025 sebesar Rp 90,22 triliun lebih besar dari anggaran tahun 2024 sebesar Rp 75,83 triliun.
“Subsidi listrik tahun 2025 disepakati mencapai Rp 90,22 triliun, ini sudah termasuk kurang bayar 2023 sebesar Rp 2,2 triliun,” kata Bahlil.
Bahlil menjelaskan bahwa perkiraan peningkatan pelanggan menyebabkan peningkatan jatah anggaran subsidi listrik ini.
Bahlil menyimpulkan, “Didorong oleh perkiraan jumlah penerima subsidi listrik akan meningkat dari 40,89 juta pelanggan menjadi 42,08 juta pelanggan pada tahun 2025. Dengan demikian, kenaikan sekitar 1 juta pelanggan tambahan mungkin berdampak pada kenaikan.”
Sumber Kumparan
