Liga Champions Miliki Format Baru, Berikut Perubahannya - Inside Berita

Liga Champions Miliki Format Baru, Berikut Perubahannya

Real Madrid juara Liga Champions 2023/24

Jakarta – Liga Champions musim ini telah dimulai dengan format yang diperbarui, kini melibatkan 36 tim alih-alih 32. Kompetisi ini mengadopsi sistem liga baru, di mana setiap tim akan memainkan delapan pertandingan, menggantikan format babak penyisihan grup lama yang terdiri dari delapan grup dengan masing-masing empat tim. Perubahan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi penggemar sepak bola.

Menurut laporan dari Associated Press, berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diketahui mengenai format baru Liga Champions ini. Pertama-tama, sistem babak penyisihan grup tradisional yang telah digunakan selama 21 musim terakhir kini telah berakhir. Format yang baru ini menghilangkan pengundian grup dan menggantinya dengan satu klasemen liga.

Dengan format baru ini, 36 tim akan bertanding dalam satu klasemen. Setiap tim akan berkompetisi dalam delapan pertandingan melawan delapan lawan berbeda hingga Januari 2025. Hal ini memastikan bahwa semua tim memiliki jadwal yang seimbang, menghadapi dua lawan dari setiap pot unggulan.

Setelah tahap liga selesai, delapan tim teratas dalam klasemen akan langsung melaju ke babak 16 besar yang dijadwalkan pada Maret 2025. Tim-tim ini akan diunggulkan tanpa adanya pengundian terpisah untuk setiap babak hingga final, memberikan mereka keuntungan dalam perjalanan menuju trofi.

Sementara itu, tim yang berada di peringkat sembilan hingga 24 akan melanjutkan ke babak playoff sistem gugur yang akan berlangsung pada Februari 2025. Di sisi lain, 12 tim yang berada di posisi terbawah klasemen akan tereliminasi dari kompetisi.

Dalam babak playoff, tim unggulan yang berada di peringkat 9-16 akan menjalani pertandingan kedua di kandang melawan tim nonunggulan yang berada di peringkat 17-24. Dengan perubahan ini, mekanisme kompetisi menjadi lebih dinamis dan menantang bagi semua peserta.

Mengapa kompetisi yang sudah sukses ini mengalami perubahan? Jawaban yang sederhana adalah karena klub-klub ingin mendapatkan lebih banyak pendapatan. Dengan format baru ini, diharapkan minat dan keterlibatan penggemar akan meningkat, yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan finansial lebih besar bagi klub-klub yang terlibat.

Liga Champions menjadi ajang yang menampilkan permainan dengan kualitas terbaik dalam dunia sepak bola. Melalui kompetisi ini, UEFA mampu mendistribusikan miliaran euro dari pendapatan yang diperoleh dari siaran global dan kesepakatan sponsor kepada klub-klub yang bersedia membayar biaya transfer dan gaji pemain tertinggi.

Klub-klub besar di Eropa berambisi untuk memainkan lebih banyak pertandingan bergengsi melawan lawan-lawan berkualitas tinggi. Mereka menganggap bahwa babak penyisihan grup yang hanya melibatkan tiga lawan terasa monoton dan kurang menarik. Dengan lebih banyak pertandingan melawan tim-tim kuat, hal ini diharapkan dapat meningkatkan minat dari penyiar, penonton, dan penggemar baru di seluruh dunia.

Pengaruh klub-klub elite Eropa terhadap UEFA semakin kuat, terutama setelah adanya wacana peluncuran kompetisi mereka sendiri. Pada awal tahun 2021, para pemimpin Asosiasi Klub Eropa sedang merundingkan reformasi Liga Champions dengan UEFA, sekaligus merencanakan Liga Super mereka sendiri.

Liga Super akhirnya diluncurkan oleh 12 klub dari Spanyol, Italia, dan Inggris pada April 2021, namun gagal dalam waktu 48 jam akibat penolakan keras dari para penggemar di Inggris dan ancaman tindakan hukum dari pemerintah. Meskipun demikian, format baru Liga Champions yang banyak dipengaruhi oleh klub-klub pendukung Liga Super tersebut akhirnya disetujui secara luas oleh UEFA satu tahun kemudian.

Format baru ini menjanjikan keuntungan dan risiko tersendiri. Dengan 36 tim yang terlibat, semua klub dijamin mendapatkan lebih banyak pendapatan dan eksposur, sekaligus membangun merek mereka di panggung global. Pemain juga diharapkan mendapatkan lebih banyak pertandingan berkualitas untuk mempercepat perkembangan keterampilan mereka.

Dengan tambahan jumlah pertandingan yang mencapai total 189 di kompetisi ini, dibandingkan dengan 125 pertandingan dalam dua dekade terakhir, Liga Champions berpotensi mengukuhkan posisinya sebagai puncak dari sepak bola klub dunia.

Kesempatan baru dalam kalender sepak bola yang semakin padat. Namun, pertanyaan muncul: apakah kompetisi ini dapat menjadi beban bagi para pemain, terutama setelah banyak dari mereka menunjukkan tanda-tanda kelelahan di Kejuaraan Eropa 2024 dan menjelang Piala Dunia Antarklub FIFA yang dijadwalkan berlangsung selama sebulan pada bulan Juni mendatang?

Dalam format baru, delapan tim yang mencapai babak 16 besar Liga Champions harus memainkan 10 pertandingan untuk melaju, dibandingkan dengan hanya enam pertandingan dalam sistem sebelumnya. Eropa akan mengirimkan 12 tim ke turnamen klub FIFA yang baru, dengan 11 di antaranya berpartisipasi dalam edisi Liga Champions ini, yang masing-masing akan bermain minimal tiga dan maksimal tujuh pertandingan di Amerika Serikat pada musim panas mendatang.

Terdapat kekhawatiran mengenai penggunaan uang hadiah tambahan yang diperoleh dari kompetisi ini. Meskipun pengeluaran untuk transfer pemain menunjukkan tanda-tanda perlambatan di musim panas Eropa ini, gaji pemain bintang masih terus meningkat. Klub-klub dengan peringkat menengah di liga-liga domestik terkemuka, serta liga-liga di negara-negara dengan peringkat lebih rendah, memperingatkan bahwa Liga Champions dapat memperlebar kesenjangan kekayaan dalam sepak bola Eropa.

Kesenjangan ini berpotensi mendorong ketidakseimbangan kompetitif yang lebih besar, di mana klub-klub besar semakin dominan, sementara klub-klub kecil kesulitan bersaing. Dengan format baru yang menuntut lebih banyak dari para pemain, penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan performa mereka.

Sementara itu, banyak yang berharap agar pendapatan tambahan dari Liga Champions dapat digunakan secara bijaksana untuk membangun tim yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan tantangan yang ada, semua pihak berharap bahwa kompetisi ini dapat tetap menarik dan kompetitif tanpa mengorbankan kesejahteraan para pemain.

( Sumber : viva.co.id )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *