Insentif Hingga Teknologi Baterai Dinilai Rangsang Adopsi EV - Inside Berita

Insentif Hingga Teknologi Baterai Dinilai Rangsang Adopsi EV

Sejumlah pengendara mobil listrik mengikuti konvoi Merdeka e-ride kendaraan listrik di Kantor PLN UIW NTT, Kota Kupang, Sabtu (31/8/2024). Konvoi kendaraan yang diikuti 67 peserta dari komunitas pecinta kendaraan motor listrik dan mobil listrik tersebut sebagai bentuk upaya mengurangi polusi. ANTARA FOTO/Mega Tokan (ANTARA FOTO/MEGA TOKAN)

Jakarta – Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu, menyampaikan keyakinannya bahwa tren penggunaan mobil listrik akan terus berkembang. Menurutnya, peningkatan ini sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah dan kemajuan dalam teknologi baterai.

Yannes menjelaskan bahwa dukungan pemerintah, seperti pemberian insentif dan pembangunan infrastruktur untuk kendaraan listrik, sangat penting dalam mendorong minat konsumen. Dengan adanya kebijakan yang mendukung, diharapkan masyarakat semakin tertarik untuk beralih ke mobil listrik.

“Tampaknya tren ini akan berbalik dan pasar akan kembali naik, jika kebijakan yang mendukung pada EV dicanangkan kembali oleh kabinet baru,” kata dia. dikutip dari ANTARA, Minggu.

Selain dukungan dari pemerintah, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan juga berperan penting dalam mendorong penggunaan mobil listrik. Semakin banyak orang yang memahami dampak negatif kendaraan berbahan bakar fosil terhadap lingkungan, hal ini menjadi indikator positif bagi adopsi kendaraan ramah lingkungan.

Yannes Martinus Pasaribu turut menyoroti bahwa kemajuan dalam teknologi baterai juga menjadi faktor kunci yang mempengaruhi minat beli masyarakat terhadap kendaraan listrik. Inovasi dalam teknologi baterai tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperpanjang jarak tempuh kendaraan listrik, membuatnya lebih menarik bagi konsumen.

Dengan penurunan harga mobil listrik seiring dengan peningkatan skala produksi, diharapkan kendaraan listrik dapat menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat transisi menuju transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Penurunan harga adalah faktor penting untuk memperluas pangsa pasar,” tambahnya.

Yannes Martinus Pasaribu menekankan bahwa dalam pengembangan pasar mobil listrik, pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah harus tetap menjadi fokus utama. Segmen ini merupakan pasar terbesar di Indonesia dan memiliki potensi signifikan untuk mengadopsi kendaraan listrik.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kesadaran akan isu lingkungan, dan kemajuan dalam teknologi, Yannes optimis bahwa pasar mobil listrik di Indonesia akan segera pulih dan berkembang. Ia percaya bahwa kombinasi faktor-faktor tersebut dapat mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan di kalangan masyarakat.

Peran kelas menengah dalam industri otomotif sangat krusial, terutama mengingat jumlah mereka di Indonesia yang terus mengalami penurunan. Memastikan bahwa segmen ini dapat mengakses mobil listrik adalah langkah penting untuk memperkuat pertumbuhan pasar dan mendukung transisi menuju transportasi yang lebih berkelanjutan.

“Namun, tentunya, ini semua harus juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi masayarakat middle income class (kelas menengah) yang menjadi pasar terbesar di Indonesia,” imbuh Yannes.

Pada tahun 2019, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia tercatat mencapai 57,33 juta jiwa. Namun, angka tersebut mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023, di mana jumlah penduduk kelas menengah hanya mencapai 48,27 juta jiwa, yang setara dengan 17,44 persen dari total populasi Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengungkapkan bahwa jumlah penduduk kelas menengah diperkirakan akan terus menurun pada tahun 2024, menjadi 47,85 juta orang, atau sekitar 17,13 persen dari total penduduk. Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh segmen kelas menengah dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Kondisi ini perlu menjadi perhatian, terutama dalam konteks pengembangan kebijakan dan strategi pemasaran, termasuk dalam sektor otomotif, di mana kelas menengah memiliki potensi yang besar untuk mengadopsi kendaraan listrik dan mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan.

( Sumber : Antara News )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *