Benarkah Dosa Anak Ditanggung Orang Tua? Buya Yahya Beri Penjelasan Mengejutkan - Inside Berita

Benarkah Dosa Anak Ditanggung Orang Tua? Buya Yahya Beri Penjelasan Mengejutkan

Penceramah Buya Yahya.

Jakarta – Dalam pandangan Islam, dosa merupakan tindakan yang melanggar perintah Allah SWT, dan setiap pelanggaran diyakini akan mendapatkan balasan di akhirat. Dalam konteks ini, muncul perdebatan di kalangan umat Muslim mengenai siapa yang bertanggung jawab atas dosa yang dilakukan oleh anak-anak, terutama bagi mereka yang masih lajang.

Sebagian kalangan meyakini bahwa orang tua tetap menanggung dosa anak-anak mereka, bahkan setelah anak tersebut meninggal dunia. Keyakinan ini mendorong diskusi mendalam mengenai hubungan antara pendidikan agama dan tanggung jawab moral dalam keluarga. Namun, apakah anggapan ini benar?

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya, memberikan penjelasan yang menarik. Ia menegaskan bahwa tidak selalu orang tua akan menanggung dosa anak di akhirat. Hal ini sangat bergantung pada seberapa baik orang tua mendidik anak-anak mereka mengenai adab, akhlak, dan syariat Islam. Jika orang tua tidak memperkenalkan nilai-nilai tersebut, maka tanggung jawab atas dosa anak dapat jatuh kepada mereka.

Buya Yahya mencontohkan pentingnya pendidikan sholat bagi anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk mengajarkan anak mereka cara melaksanakan sholat lima waktu. Jika hal ini diabaikan dan anak tersebut tidak melaksanakan sholat, maka dosa yang ditimbulkan akan menjadi beban bagi orang tua.

Dengan demikian, pendidikan agama di dalam keluarga menjadi sangat krusial. Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak tentang nilai-nilai Islam tidak bisa dianggap remeh, karena akan berpengaruh pada masa depan spiritual anak-anak mereka.

“Anaknya tidak pernah sholat, sebab tidak pernah diajarkan,” ujar Buya Yahya di Youtube Al Bahjah TV, dilihat Jumat, 27 September 2024.

Dalam diskusi mengenai tanggung jawab atas dosa dalam Islam, Buya Yahya menekankan bahwa prinsip dasar ajaran Islam adalah tidak adanya konsep di mana dosa seseorang dapat ditanggung oleh orang lain. Hal ini menyoroti keyakinan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

“Jika anak sudah baligh (kondisi anak mencapai kedewasaan) dan melakukan dosa, maka dosa itu ditanggung sendiri, bukan ditanggung orangtua,” kata beliau.

“Dengan catatan, orangtua sudah mendidik, orangtua sudah mengantarkan ke tempat yang baik,” tegasnya.

Di sisi lain, terdapat fenomena di mana banyak orang tua telah berusaha mendidik anak mereka dengan baik, namun anak tersebut tetap memilih untuk melakukan maksiat, termasuk meninggalkan sholat. Dalam situasi seperti ini, Buya Yahya menegaskan bahwa tanggung jawab atas dosa tetap berada pada anak itu sendiri.

“Ada orang mendidik anaknya sudah benar, tapi anaknya masih badung, maka orang itu nggak dosa karena sudah mendidik dengan maksimal. Anaknya masih melakukan keharaman, gak dosa, karena sudah mendidik,”  pungkasnya.

( Sumber : viva.co.id )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *