Penjual Ayam Potong Dilabrak Pedagang Pasar Akibat Jual Harga Murah
Jakarta – Seorang penjual daging ayam bernama Finz Broiler yang berlokasi di Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo, Sleman, kini tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kebijakan harga jualnya yang jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar. Finz Broiler menjual daging ayam seharga Rp 26 ribu per kilogram, harga yang membuat banyak pedagang pasar setempat merasa tertekan.
Tindakan penjual tersebut telah menuai respons negatif dari para pedagang di pasar tradisional di sekitar lokasi. Mereka beranggapan bahwa harga yang ditawarkan oleh Finz Broiler merugikan usaha mereka dan menciptakan persaingan yang tidak sehat. Para pedagang, mayoritasnya adalah ibu-ibu, mengaku kesulitan mempertahankan pelanggan yang kini lebih memilih membeli dari Finz Broiler.
Menurut para pedagang, harga wajar untuk daging ayam di pasar seharusnya berkisar antara Rp 30 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram. Dengan selisih yang cukup besar, mereka merasa terpaksa menurunkan harga jual, yang berpotensi merugikan pendapatan mereka. Situasi ini membuat mereka khawatir akan kelangsungan usaha mereka di tengah persaingan yang semakin ketat.
Seorang pedagang pasar yang ikut dalam aksi protes menyampaikan keprihatinannya. Ia mendesak pihak Finz Broiler untuk berkomunikasi dengan manajemen mereka, agar dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan. Kami berharap ada jalan keluar, agar kami bisa bersaing dengan sehat tanpa harus merugikan satu sama lain.
Protes yang dilakukan oleh para pedagang ini menggambarkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kebijakan harga yang diterapkan oleh Finz Broiler. Mereka merasa bahwa keberadaan penjual tersebut telah mengganggu stabilitas harga di pasar, dan hal ini perlu segera ditangani oleh pihak berwenang.
Sementara itu, penjual daging ayam tersebut masih mempertahankan harga yang ditawarkannya. Finz Broiler beralasan bahwa mereka mampu menawarkan harga lebih rendah berkat efisiensi dalam proses distribusi dan pengelolaan. Namun, penjelasan ini tidak cukup menenangkan para pedagang yang merasa terancam.
Situasi ini menciptakan ketegangan di lingkungan pasar, menunjukkan betapa pentingnya regulasi dalam menjaga keseimbangan antara penjual dan pembeli. Para pedagang berharap pemerintah dapat turun tangan untuk menciptakan usaha yang lebih sehat dan adil bagi semua pihak.
“Juragan kamu mana? Ini punya sendiri atau juragan kamu? Ditelpon ke juragannya Mas, tolong,” ujarnya dengan nada tegas.
Para pedagang di pasar tradisional kini meminta penjelasan terkait siapa yang bertanggung jawab atas penjualan daging ayam dengan harga jauh di bawah standar pasar. Mereka merasa perlu adanya klarifikasi untuk memahami situasi ini, agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan yang ada.
Seorang pedagang menegaskan bahwa harga jual yang terlalu rendah dapat berdampak negatif bagi mereka. Ia khawatir bahwa persaingan yang tidak sehat ini akan merugikan para pedagang pasar tradisional, yang sudah berjuang keras.
“Kalau begini caranya ya kasihan pedagang di pasar. Jualan itu boleh, tapi dengan harga yang sama dengan pasar,” lanjutnya.
Momen ketika para pedagang pasar tradisional melabrak penjual ayam potong baru-baru ini menjadi viral setelah terekam dalam video yang diunggah di akun Instagram @fakta.indo pada Jumat, 5 Oktober 2024. Insiden ini menarik perhatian publik dan menyoroti ketegangan yang terjadi antara pedagang tradisional dan penjual yang menawarkan harga jauh di bawah pasar.
Salah satu netizen yang setuju dengan protes pedagang pasar menuliskan, “Harga jual yang terlalu murah bisa ngerusak harga pasaran. Kasian yang udah lama jualan di sana.”
Namun, ada juga netizen yang berpendapat sebaliknya, “Kenapa harus diprotes? Kalau ada yang bisa jual lebih murah ya biarin aja. Konsumen kan juga butuh harga yang murah.”
Saat ini, situasi di lapangan tetap tegang, dengan para pedagang pasar tradisional mendesak agar penegakan aturan mengenai persaingan harga diperketat. Mereka beranggapan bahwa ketidakadilan dalam harga jual dapat merusak usaha mereka dan meminta perhatian dari pihak berwenang untuk segera mengambil langkah yang diperlukan.
Sementara itu, penjual ayam yang beroperasi di Jl. Raya Tajem belum memberikan klarifikasi atau tanggapan lebih lanjut mengenai isu ini. Ketidakpastian ini semakin memperburuk kondisi, dan pedagang berharap bahwa pihak terkait segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
( Sumber : viva.co.id )