wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Bahrain vs Timnas Indonesia
Jakarta – Timnas Bahrain saat ini menunjukkan performa yang jauh berbeda dibandingkan saat mereka menghadapi Timnas Indonesia pada tahun 2012. Kemenangan telak 10-0 yang menjadi kebanggaan mereka kini hanya menjadi cerita lama, sementara kekuatan mereka saat ini mulai dipertanyakan.
Dalam laga ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung pada Kamis, 10 Oktober 2024, Timnas Bahrain mengalami kesulitan untuk mengatasi permainan Timnas Indonesia. Bahkan, mereka hampir terjebak dalam kekalahan jika bukan karena keputusan wasit Ahmed Al Kaf yang memicu kontroversi selama pertandingan.
Wasit asal Oman ini dinilai telah merugikan Timnas Indonesia dengan sejumlah keputusan yang dianggap tidak adil. Banyak pihak menilai bahwa Al Kaf menjadi penyelamat bagi Bahrain, yang berjuang keras untuk mempertahankan hasil imbang 2-2 di Stadion Nasional.
Ahmed Al Kaf, yang lahir pada 6 Maret 1983, memulai kariernya sebagai wasit di liga Oman sejak 2008. Dia telah terdaftar sebagai wasit FIFA sejak 2010, dan selama kariernya, ia dikenal sering membuat keputusan yang kontroversial. Al Kaf dikenal cepat mengeluarkan kartu, dengan rata-rata lima kartu dalam satu pertandingan.
Dari total 114 pertandingan resmi yang dipimpinnya, Al Kaf telah mengeluarkan sekitar 343 kartu kuning dan 10 kartu merah. Angka-angka ini menunjukkan betapa aktifnya dia dalam menegakkan disiplin di lapangan, meskipun sering kali keputusan tersebut dipertanyakan.

wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Bahrain vs Timnas Indonesia
Isu ketidakadilan yang dialami Timnas Indonesia bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, sejumlah tim, termasuk klub asal Iran, Esteghlal Tehran, juga mengeluhkan keputusan Al Kaf. Dalam pertandingan melawan Pakhtakor pada tahun 2020, wasit ini juga menjadi sorotan karena dianggap berat sebelah.
Dalam konteks pertandingan melawan Timnas Indonesia, keputusan Al Kaf menambah ketegangan di lapangan. Protes dari pemain dan pelatih Indonesia pun tak terhindarkan, menyoroti ketidakpuasan terhadap officiating yang terjadi.
Pihak PSSI pun berencana untuk melayangkan surat protes kepada FIFA dan AFC sebagai respons terhadap keputusan kontroversial tersebut. Mereka berharap agar suara mereka didengar dan agar integritas kompetisi sepakbola dijaga.
Menghadapi situasi ini, Timnas Indonesia diharapkan dapat belajar dari pengalaman tersebut dan terus berjuang dalam kualifikasi mendatang. Meskipun hasil imbang merugikan, semangat juang tim tetap harus dipertahankan demi meraih kesuksesan di masa depan.
Wasit Ahmed Al Kaf kembali menjadi sorotan setelah mengeluarkan 10 kartu dalam satu pertandingan saat Al Nassar bertanding melawan Al Ain di leg kedua perempat final Liga Champions Asia pada Maret 2024. Dalam laga tersebut, ia mencatatkan sembilan kartu kuning dan satu kartu merah, menunjukkan gaya officiating yang ketat dan terkadang kontroversial.
Keputusan Al Kaf yang meragukan tidak berhenti di situ. Pada Piala Asia U23 2022, saat Arab Saudi bertemu Thailand, banyak keputusan yang diambilnya dianggap merugikan tim Thailand. Keputusan ini menambah catatan panjang mengenai kontroversi yang melibatkan wasit asal Oman tersebut.
Kembali ke Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Al Kaf memimpin pertandingan antara Bahrain dan Timnas Indonesia. Dalam laga itu, keputusan kontroversialnya sangat mencolok. Timnas Indonesia yang sejatinya hampir meraih kemenangan harus puas dengan hasil imbang 2-2, berkat keputusan wasit yang tidak menghentikan pertandingan meskipun waktu tambahan enam menit telah terlewati.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tidak segan-segan mengecam performa Al Kaf usai pertandingan. Ia menyebut keputusan wasit tersebut sebagai tindakan memalukan yang merugikan timnya. Shin juga menegaskan perlunya perhatian serius dari AFC mengenai officiating di pertandingan-pertandingan penting.
Dengan segala kontroversi yang menyelimuti karier Ahmed Al Kaf, harapan untuk perbaikan dalam officiating di sepakbola Asia menjadi semakin mendesak. Jika olahraga ini ingin tumbuh dan berkembang, keputusan wasit yang tepat dan adil harus menjadi prioritas utama.
( Sumber : viva.co.id )