AS Ancam Perangi Iran Jika Berani Sentuh Donald Trump - Inside Berita

AS Ancam Perangi Iran Jika Berani Sentuh Donald Trump

Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump

Jakarta – Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan kepada pemerintah Iran untuk menghentikan segala rencana yang dianggap jahat terhadap calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Peringatan ini menegaskan komitmen AS untuk melindungi warganya dan memastikan keamanan politik di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

“Washington akan menganggap setiap upaya pembunuhan terhadap Trump sebagai tindakan perang,” kata seorang pejabat AS, dikutip dari India Today, Rabu, 16 Oktober 2024.

Seorang pejabat yang berbicara dengan syarat anonim mengungkapkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah menerima pengarahan secara teratur mengenai ancaman yang ditujukan kepada calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Pejabat tersebut menyatakan bahwa Biden telah menginstruksikan timnya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menangani rencana jahat Iran terhadap warga Amerika.

Atas perintah Biden, pejabat tinggi AS telah menyampaikan pesan tegas kepada pemerintah Iran, memperingatkan Teheran untuk menghentikan segala rencana yang dapat membahayakan Trump dan mantan pejabat AS lainnya. Peringatan ini menunjukkan keseriusan pemerintah AS dalam melindungi warganya, terutama di tengah ketegangan yang terus meningkat.

Lebih lanjut, pejabat itu menegaskan bahwa Iran telah diberitahu bahwa jika ada upaya yang dilakukan terhadap Trump, Washington akan menganggapnya sebagai tindakan perang. Ini menandakan bahwa AS tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas jika ancaman tersebut menjadi kenyataan.

Di sisi lain, Iran membantah tuduhan tersebut dan menolak bahwa mereka campur tangan dalam urusan politik Amerika. Teheran justru menyatakan bahwa Washington telah lama mencampuri urusan dalam negeri Iran, merujuk pada berbagai peristiwa historis, termasuk kudeta tahun 1953 yang menggulingkan perdana menteri Iran dan pembunuhan komandan militernya dalam serangan pesawat tak berawak AS pada tahun 2020.

Perlu dicatat bahwa pada Januari 2020, Trump memerintahkan serangan udara yang menewaskan Qassem Soleimani, komandan militer tertinggi Iran, setelah menerima intelijen bahwa Soleimani merencanakan serangan terhadap diplomat dan angkatan bersenjata AS di Irak, Lebanon, Suriah, serta lokasi lain di Timur Tengah.

Saat ini, Trump, yang merupakan anggota Partai Republik, sedang berupaya untuk kembali ke Gedung Putih setelah kalah dalam pemilihan umum 2020 dari Biden. Dalam upayanya, ia juga bersaing dengan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan umum yang akan berlangsung pada 5 November mendatang.

Ketegangan antara AS dan Iran terus berlanjut, dengan kedua belah pihak saling menuduh campur tangan dalam urusan masing-masing. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di tengah persaingan politik yang semakin intens di Amerika Serikat.

Dengan peringatan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS, perhatian kini tertuju pada bagaimana Iran akan merespons dan langkah-langkah apa yang akan diambil oleh Washington untuk melindungi warganya dan menjaga stabilitas di kawasan tersebut.

Tim kampanye Donald Trump mengungkapkan bahwa pada 24 September, Trump telah menerima pengarahan dari pejabat intelijen AS mengenai dugaan ancaman yang berasal dari Iran. Informasi ini menunjukkan perhatian serius dari pemerintah terhadap potensi risiko yang dihadapi oleh mantan presiden tersebut.

Sementara itu, Gedung Putih menegaskan bahwa Amerika Serikat telah lama memantau ancaman yang ditujukan Iran terhadap Trump dan memberikan peringatan tegas akan adanya konsekuensi berat jika Teheran melakukan serangan terhadap warga negara AS. Pernyataan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk melindungi keselamatan warganya di tengah ketegangan yang semakin meningkat.

“Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi, dan kami mengutuk keras Iran atas ancaman yang kurang ajar ini. Jika Iran menyerang warga negara kami, termasuk mereka yang terus mengabdi kepada Amerika Serikat atau mereka yang sebelumnya mengabdi, Iran akan menghadapi konsekuensi berat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett.

Ia juga menambahkan bahwa lembaga terkait secara aktif dan cepat menyediakan informasi mengenai ancaman yang terus berkembang kepada petugas keamanan mantan presiden. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua langkah pencegahan dapat diambil untuk melindungi keselamatan mantan presiden dari potensi risiko yang ada.

“Selain itu, Presiden Biden telah menegaskan kembali arahannya bahwa Dinas Rahasia Amerika Serikat harus menerima setiap sumber daya, kemampuan, dan tindakan perlindungan yang diperlukan untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang terhadap mantan presiden tersebut,” kata Savett.

( Sumber : viva.co.id )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *