Pemain Timnas Palestina U-20 Imad Abu Tima
Jakarta – Serangan gencar yang dilakukan Israel kembali mengakibatkan jatuhnya korban dari kalangan atlet. Kali ini, duka menyelimuti dunia sepak bola setelah berita meninggalnya pemain Timnas Palestina U-20, Imad Abu Tima, muncul ke permukaan.
Menurut laporan dari Middle East Eye, Imad Abu Tima, bersama sembilan anggota keluarganya, kehilangan nyawa akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Kejadian tragis ini menambah daftar panjang korban yang berasal dari berbagai sektor, termasuk dunia olahraga, dalam konflik yang berkepanjangan.
Abu Tima, yang berusia 21 tahun, pernah membela Timnas Palestina U-20 pada tahun 2021. Dengan kepergiannya, ia menjadi salah satu dari lebih dari 400 atlet Palestina yang tewas akibat serangan militer Israel di wilayah tersebut. Kehilangan ini bukan hanya menyakitkan bagi keluarganya, tetapi juga bagi komunitas olahraga di Palestina.
Data dari Asosiasi Sepakbola Palestina menunjukkan bahwa pada bulan Juli lalu, setidaknya 245 pemain sepak bola, termasuk 69 anak-anak dan 176 pemuda, telah kehilangan nyawa mereka akibat serangan yang sama. Angka ini mencerminkan dampak besar yang dialami dunia olahraga di Palestina akibat konflik yang sedang berlangsung.
Berita mengenai kematian Abu Tima muncul di tengah situasi yang semakin memanas, di mana FIFA telah berulang kali menunda pemungutan suara untuk melarang Timnas Israel berkompetisi di level internasional. Hal ini menunjukkan kompleksitas politik dan olahraga yang saling terkait dalam konteks konflik yang berkepanjangan.
Dengan semakin banyaknya korban dari kalangan atlet, harapan akan perdamaian dan keadilan di wilayah tersebut semakin terasa mendesak. Komunitas internasional diharapkan dapat mendengarkan suara para atlet dan keluarga mereka yang kehilangan, serta berupaya untuk menghentikan siklus kekerasan ini demi masa depan yang lebih baik.
“Komite Disiplin FIFA akan diberi mandat untuk memulai penyelidikan atas dugaan pelanggaran diskriminasi yang diajukan oleh Federasi Sepakbola Palestina,” bunyi pernyataan FIFA pada 3 Oktober 2024.
Pada bulan Februari, saksi mata melaporkan kepada Middle East Eye bahwa pasukan Israel telah mengubah stadion sepak bola di lingkungan Shuja’iyya, Gaza Utara, menjadi “kamp interogasi dan penyiksaan” bagi warga Palestina yang ditahan. Kejadian ini menunjukkan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia di wilayah yang sudah terpuruk akibat konflik berkepanjangan.
Sejak 7 Oktober 2023, situasi di Gaza semakin memburuk, dengan lebih dari 42.300 warga Palestina dilaporkan tewas dan sekitar 99.013 lainnya mengalami luka-luka, menurut data dari kementerian kesehatan Palestina. Angka-angka ini mencerminkan dampak tragis dari serangan yang berlangsung dan menyoroti krisis kemanusiaan yang sedang terjadi.
Perubahan fungsi stadion sepak bola menjadi tempat interogasi menambah daftar panjang pelanggaran yang dialami oleh masyarakat Palestina. Hal ini juga menunjukkan bagaimana infrastruktur sipil, yang seharusnya menjadi tempat rekreasi dan olahraga, telah disalahgunakan dalam konteks konflik ini.
Dengan situasi yang semakin memprihatinkan, banyak yang berharap agar komunitas internasional dapat mengambil langkah tegas untuk mengatasi pelanggaran ini dan mendukung upaya perdamaian.
( Sumber : viva.co.id )