Momen pilu bocah Palestina gendong adik yang terluka
Jakarta – Sebuah cuplikan video yang menunjukkan seorang bocah perempuan dari Palestina yang berjalan kaki sambil menggendong adiknya yang terluka telah menjadi viral di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun X (Twitter) @tamerqdh, bocah tersebut terlihat berjalan tanpa alas kaki di bawah terik matahari, menunjukkan betapa kelelahan dan kesedihannya saat berpapasan dengan jurnalis Alaa Hamouda.
Ketika Alaa Hamouda bertanya kepada bocah tersebut mengenai kondisi adiknya, ia menjelaskan bahwa adiknya tidak mampu berjalan karena mengalami luka setelah tertabrak mobil. Jawaban sederhana namun menyentuh itu mencerminkan realitas sulit yang dihadapi anak-anak di daerah konflik.
Video ini telah menarik perhatian banyak orang, menggugah empati terhadap situasi yang dialami oleh keluarga-keluarga di Palestina. Momen tersebut menjadi pengingat tentang dampak tragis dari konflik yang berkepanjangan, terutama terhadap anak-anak yang tidak bersalah.

“Dia tertabrak mobil,” kata bocah perempuan itu.
Kepada Alaa Hamouda, bocah perempuan tersebut mengungkapkan bahwa ia telah berjalan selama satu jam untuk mengantarkan adiknya yang terluka ke tempat perawatan di kamp Al Bureij, yang terletak di selatan Kota Gaza.
“Apakah kamu nggak lelah gendong dia seperti itu?” tanya Hamouda.
“Aku lelah, aku sudah gendong dia satu jam, aku sudah nggak kuat lagi,” jawab bocah itu.
Hamouda kemudian menawarkan tumpangan kepada kedua bocah perempuan itu. Ia meminta mereka untuk naik ke mobilnya agar mereka bisa diantar langsung ke kamp Al Bureij.
“Ayo, aku akan mengantar kalian,” ucap Hamouda.
Video tersebut segera memicu beragam reaksi dari pengguna Twitter. Banyak yang menyoroti bahwa penderitaan anak-anak Palestina disebabkan oleh serangan brutal Israel yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.
“Masa kecil mereka telah dicuri. Video ini menghancurkan hati saya,” komentar salah seorang warganet.
“Ya Tuhan, masa kanak-kanak yang tertindas, betapa cantiknya anak-anak Gaza. Semoga Tuhan memberi mereka kesabaran dan meringankan kesusahan mereka,” tulis warganet.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan setempat, lebih dari 42.600 orang telah kehilangan nyawa sejak serangan yang dimulai pada 7 Oktober 2023, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, sekitar 99.800 orang dilaporkan mengalami berbagai luka akibat konflik yang berkepanjangan ini.
Angka-angka tersebut mencerminkan dampak tragis dari situasi yang terus berlangsung, menunjukkan betapa besar penderitaan yang dialami oleh masyarakat sipil. Dengan begitu banyak nyawa yang hilang dan banyak yang terluka, situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memprihatinkan.
( Sumber : viva.co.id )