Ilustrasi uang digital / Bitcoin.
Jakarta – Transaksi keuangan kini memasuki era digital yang telah mengalami transformasi signifikan dengan hadirnya uang digital, yang mencakup saldo bank dan dompet digital (e-wallet) yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan ini memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi secara cepat dan efektif.
Namun, kemunculan Bitcoin menambah dimensi baru dalam dunia keuangan, menawarkan alternatif terdesentralisasi yang membedakannya dari uang digital konvensional. Bitcoin memberikan cara baru dalam bertransaksi, yang tidak tergantung pada lembaga keuangan tradisional.
Mengutip keterangan resmi dari Pintu Academy pada Rabu, 30 Oktober 2024, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara uang digital dan Bitcoin. Uang digital, yang merupakan representasi digital dari mata uang fiat, telah menjadi pilihan utama untuk transaksi online. Pengguna dapat melakukan transaksi dengan cepat di dalam negeri, bahkan kini juga dapat digunakan di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Namun, sistem uang digital ini memiliki batasan tertentu. Biaya transaksi dapat menjadi cukup mahal, ada batasan transaksi yang ditetapkan oleh penyedia jasa, dan waktu penyelesaian transaksi bisa memakan waktu hingga beberapa hari kerja. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun uang digital menawarkan kemudahan, ada kendala yang perlu diperhatikan.
Kepercayaan pada pihak ketiga merupakan inti dari sistem uang digital terpusat. Dalam sistem ini, dana pengguna dikelola dan dikontrol oleh penyedia layanan, yang menciptakan ketergantungan pada otoritas sentral untuk mengelola transaksi. Ini menjadi salah satu kelemahan utama yang menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian pengguna.
Di sisi lain, Bitcoin menawarkan model yang terdesentralisasi melalui teknologi blockchain. Dengan Bitcoin, pengguna dapat melakukan transaksi tanpa batasan jumlah, serta memiliki kebebasan untuk mengirim atau menerima uang tanpa perlu melibatkan pihak ketiga. Ini memberikan lebih banyak kontrol kepada pengguna atas dana mereka.
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya minat terhadap cryptocurrency, perbedaan antara uang digital dan Bitcoin semakin jelas. Masyarakat kini dihadapkan pada pilihan antara kemudahan dan kecepatan uang digital konvensional atau kebebasan dan desentralisasi yang ditawarkan oleh Bitcoin.
Transaksi menggunakan Bitcoin dapat diselesaikan dalam jangka waktu 10 hingga 60 menit, menawarkan efisiensi yang signifikan dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional yang sering memakan waktu lebih lama. Kecepatan ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengguna yang ingin melakukan transaksi secara cepat.
Salah satu keunggulan utama Bitcoin adalah struktur biayanya. Biaya transaksi untuk Bitcoin ditentukan oleh pengguna dan bervariasi tergantung pada kondisi jaringan saat itu. Hal ini memberikan fleksibilitas lebih bagi pengguna, berbeda dengan biaya tetap yang sering diterapkan oleh penyedia layanan uang digital.
Perbedaan mendasar antara Bitcoin dan uang digital terletak pada prinsip desentralisasi versus sentralisasi. Bitcoin beroperasi dalam jaringan terbuka, memungkinkan siapa saja untuk berpartisipasi tanpa perlu izin dari pihak ketiga. Ini menjadikannya tahan terhadap sensor dan manipulasi yang mungkin terjadi dalam sistem yang lebih terpusat.
Di sisi lain, uang digital terpusat memerlukan kepercayaan kepada institusi yang mengelola dan mengontrol akses ke dana pengguna. Ketergantungan ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa orang, terutama dalam hal transparansi dan keamanan.
Kedua sistem ini memiliki perannya masing-masing dalam ekosistem keuangan digital. Bitcoin menawarkan alternatif yang menarik bagi individu yang mencari lebih banyak transparansi dan kontrol atas keuangan mereka, sementara uang digital tetap menjadi pilihan praktis bagi banyak orang yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi.
( Sumber : viva.co.id )