Aksi Pembacokan Sekelompok Orang di Sampang Madura Karena Beda Pilihan Politik - Inside Berita

Aksi Pembacokan Sekelompok Orang di Sampang Madura Karena Beda Pilihan Politik

Viral Aksi Pembacokan Sekelompok Orang di Sampang Gegara Beda Pilihan Politik. Sumber : X @bacottetangga__

Jakarta – Pada Minggu, 17 November 2024, sebuah insiden tragis terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, ketika sekelompok pemuda melakukan pembacokan. Kejadian ini menarik perhatian publik setelah video viral yang diunggah oleh akun X @bacottetangga__ menunjukkan sejumlah pemuda memegang celurit dan dalam posisi menyerang. Video tersebut memperlihatkan situasi yang mencekam di tengah area perumahan, menciptakan ketakutan di kalangan warga setempat.

Dalam video tersebut, seorang pria yang mengenakan sarung oranye terlihat tergeletak di atas tanah dengan luka bacok yang parah. Sayangnya, korban dilaporkan telah meninggal dunia akibat serangan tersebut. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kekerasan yang terjadi di daerah tersebut dan memicu keprihatinan di kalangan masyarakat mengenai keamanan dan ketertiban di lingkungan mereka.

Korban yang meninggal diketahui merupakan saksi dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet Junaidi dan Ahmad Mahfudz (Jimad Sakte). Sebelum peristiwa berdarah ini terjadi, korban dilaporkan hadir dalam kegiatan yang diadakan di rumah salah satu tokoh desa setempat. Hal ini menambah dimensi politik dalam insiden tersebut, di mana banyak yang berspekulasi bahwa serangan tersebut berkaitan dengan situasi politik yang memanas menjelang pemilihan.

Surya Noviantoro, ketua tim pemenangan paslon Jimad Sakte, mengungkapkan bahwa kelompok penyerang sudah mengadang paslon nomor urut dua sebelum insiden terjadi. Ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan ini tidak dapat dibenarkan dan harus ditindak tegas. Peristiwa ini menunjukkan betapa tajamnya perpecahan politik di masyarakat, yang dapat berujung pada tindakan kekerasan yang merugikan banyak pihak.

Penyebaran video tersebut, yang menunjukkan kekerasan akibat perbedaan pilihan politik, membuat netizen geram. Banyak yang meminta agar pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban, serta perlunya dialog yang konstruktif dalam menghadapi perbedaan pendapat di masyarakat.

Sebagian netizen kini menyebut Pulau Madura sebagai “Meksiko” akibat tingginya angka kasus pembunuhan yang melibatkan senjata tajam, khususnya celurit. Ungkapan ini mencerminkan keprihatinan masyarakat terhadap meningkatnya kekerasan yang terjadi di daerah tersebut, yang dinilai mirip dengan kondisi di negara-negara yang dikenal dengan tingkat kejahatan yang tinggi. Fenomena ini menjadi sorotan di media sosial, di mana banyak pengguna mengungkapkan ketidakpuasan dan kekhawatiran tentang keamanan di Pulau Madura.

Pernyataan tersebut memicu berbagai reaksi di kalangan netizen, yang menilai bahwa perlunya perhatian lebih dari pihak berwenang untuk menangani masalah ini. Banyak yang berharap agar pemerintah dan aparat keamanan dapat bekerja sama untuk menekan angka kekerasan dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Dengan semakin banyaknya kasus yang terjadi, harapan akan perubahan positif di daerah ini menjadi semakin mendesak, sehingga istilah “Meksiko” tidak lagi digunakan untuk menggambarkan situasi di Pulau Madura.

“Pantas dijuluki meksiko,” tulis komentar @KokMau290365

“Mexico state memang beda. Ga cuma rebutan parkir di surabaya aja, sampai beda pilihan politik aja langsung main bacok,” tambah komentar dari @romiemocka.

“Tolol sarungan pecian doang, punya mental kok pembunuh, gak keliatan jagoan,” kata @JefriAdriansya6.

( Sumber : viva.co.id )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *