Angka Harapan Hidup Orang Indonesia Kini 72,39 Tahun - Inside Berita

Angka Harapan Hidup Orang Indonesia Kini 72,39 Tahun

Ilustrasi perempuan lansia makan sendiri. Foto: Shutter Stock

Jakarta – Sekarang Suyadi Ari Wiranto berusia 80 tahun. Ia sudah tidak bekerja lagi dan menyibukkan diri dengan menjaga tanaman di rumah bersama istri dan anaknya setiap hari. Suyadi juga menghabiskan waktu dengan menonton televisi atau membaca koran. Namun, karena loper langganannya sakit, dia sudah setengah bulan tidak membaca koran.

“Ya aku sekarang sudah enggak ngapa-ngapain. Pagi dari habis subuh sampai jam 9 ngurusin [diri] aku sendiri. Paling duduk-duduk nonton acara di TV, nonton berita biar enggak jenuh,” kata Suyadi seperti dilansir dari kumparan pada Jumat (31/1).

Suyadi, yang pernah mengalami stroke pada 2014 silam, mengatakan bahwa dokter tidak memberinya pantangan apa pun tentang apa yang dia makan setiap hari. Namun, setiap hari Senin setiap pekannya, dia minum obat pengencer darah dan obat darah tinggi setiap hari tiga kali.

“Aku itu enggak ada usaha yang begini-begitu. Akunya jalani saja. Kalau perlu minum obat ya minum obat,” pungkasnya.

Harapan Hidup Terus Naik

Menurut laporan BPS “Statistik Penduduk Lanjut Usia 2024”, Suyadi adalah salah satu orang di Indonesia yang lebih tua daripada angka harapan hidup (AHH). AHH 2024 saat ini adalah 72,39 tahun.

Harapan hidup yang terus meningkat juga memiliki akibat lain. Menurut BPS, Indonesia termasuk dalam struktur penduduk yang lebih tua. Maksudnya, orang berusia 60 tahun ke atas sudah lebih dari 10% dari populasi.

Sejak tahun 2021, Indonesia telah menyaksikan fenomena struktur penduduk tua yang terus meningkat. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga pada tahun 2050, ketika puncak piramida penduduk Indonesia akan semakin melebar, menandakan bahwa Indonesia telah memasuki fase menua.

Proses transisi dari angka kelahiran dan kematian yang tinggi ke angka kelahiran dan kematian yang rendah dikenal sebagai penuaan penduduk.

Meningkatnya AHH (perkiraan rata-rata jumlah tahun seseorang dapat hidup sejak lahir) adalah penyebab peningkatan persentase penduduk tua ini. AHH juga merupakan metrik untuk menilai kesehatan masyarakat. Jumlah penduduk dan angka harapan hidup penduduk diestimasikan berdasarkan data sensus.

Di Indonesia, AHH menunjukkan tren peningkatan dari 70,78 tahun pada tahun 2015 menjadi 72,39 tahun pada tahun 2024. Angka harapan hidup pada tahun 2024 menunjukkan bahwa setiap orang yang lahir pada tahun 2024 memiliki kesempatan hidup hingga 72,39 tahun.

Faktor Meningkatnya Angka Harapan Hidup

Menurut laporan BPS, peningkatan harapan hidup dan penurunan angka kematian didorong oleh perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, kualitas hidup, dan berbagai aspek sosial ekonomi lainnya.

Laporan BPS tentang kondisi kesehatan, yang menjelaskan angka keluhan kesehatan dan angka kesakitan (morbiditas) orang tua, menunjukkan bahwa kondisi kesehatan orang tua secara garis besar semakin membaik dari tahun ke tahun.

Angka kesakitan lansia adalah ketika seorang lansia mengalami keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Arti dari keluhan kesehatan adalah orang tua yang mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit lazim seperti batuk dan pilek, maupun penyakit akut, penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan, pelanggaran hukum, atau keluhan kesehatan lainnya.

Angka keluhan kesehatan dan kesakitan orang dewasa di tahun 2024 masing-masing 42,81% dan 20,71%, menunjukkan penurunan tren dari tahun 2016.

Angka keluhan kesehatan dan kesakitan lansia turun hampir 7% dari 2016 hingga 2024. Namun, keluhan kesehatan lansia mencapai puncaknya pada 2018 pada 51,28%, dan kesakitan lansia mencapai puncaknya pada 2017, pada 26,72%.

Angka harapan hidup orang tua juga terkait dengan apakah mereka memiliki jaminan kesehatan. Ini penting karena kondisi fisik orang tua menurun seiring bertambahnya usia. Akibatnya, banyak uang perlu dikeluarkan untuk menjaga kesehatan orang tua.

Seiring dengan tren rawat inap, persentase orang tua yang menggunakan jaminan kesehatan untuk rawat jalan meningkat sebesar 16% dari 44,7% pada 2018 menjadi 56,1% pada 2024.

Kehidupan sehari-hari orang tua menunjukkan kondisi kesehatan mereka. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa perilaku merokok adalah salah satu faktor aktif penuaan.

Dalam sebulan terakhir, hampir seperempat (24,02 persen) dari populasi lansia merokok, dan sebagian besar di antaranya terus merokok setiap hari. Namun, secara umum, angka aktif merokok pada lansia telah menurun.

Sumber Kumparan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *