Liam Payne. ANTARA/Instagram/@liampayne/am.
Jakarta – Sebuah siaran pers Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional Nomor 14 pada Senin, 21 Februari, mengungkapkan bahwa tubuh penyanyi dan penulis lagu Liam Payne yang tutup usia pada 31 tahun itu memiliki konsentrasi alkohol hingga 2,7 gram per liter dalam darah pada saat kematiannya, menurut People pada Rabu (26/2).
Menurut siaran pers tersebut, konsentrasi alkohol dalam darah (BAC) penyanyi yang tutup usia pada 31 tahun itu adalah 2,7 gram per liter.
“Metabolit kokain, methylecgonine, benzoylecgomine, cocaethylene dan obat setraline (terkandung dalam tubuhnya),” sebagaimana dikutip dari siaran pers itu.
Dilaporkan bahwa Payne meninggal dunia pada Oktober 2024 setelah jatuh dari balkon hotel CasaSur Palermo di Argentina.
Selain itu, siaran pers itu mengungkapkan dakwaan terhadap Braian Paiz atas tuduhan memasok narkoba dengan imbalan uang terkonfirmasi. Paiz sebelumnya membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa ia melakukannya secara gratis.
Para hakim mengatakan bukti yang dikumpulkan menunjukkan sifat memberatkan dari pengiriman tersebut, yang memungkinkan penuntutan yang diperintahkan oleh instansi sebelumnya untuk dikonfirmasi.
Siaran pers tersebut menyatakan bahwa ketika memeriksa pesan-pesan antara Payne dan Paiz, terdakwa yang juga mengatakan bahwa narkoba tersebut akan menjadi hadiah, mengirim Payne sebuah pesan teks yang berbunyi “Orang yang membawa cerutu itu baru saja menjawab saya, datanglah nanti jika kamu mau.”
Payne menjawab, “Saya punya 100 dolar AS.”
Kantor kejaksaan sebelumnya mengumumkan hasil laporan toksikologinya pada November lalu. Menurut siaran pers, Payne mengonsumsi “alkohol, kokain, dan obat antidepresan yang diresepkan” selama 72 jam sebelum kematiannya.
“Kesimpulan ini dicapai setelah pengujian toksikologi lengkap terhadap urin, darah, dan cairan vitreus,” demikian bunyi siaran pers tersebut.
Sumber Antaranews
