Waspadai Penyebab Diabetes Mellitus Pada Anak - Inside Berita

Waspadai Penyebab Diabetes Mellitus Pada Anak

Ilustrasi (Pixabay)

Jakarta -Anak-anak dan remaja juga dapat menderita diabetes mellitus, kondisi yang ditandai dengan kadar gula atau glukosa dalam darah yang terus-menerus tinggi.

Ada dua kondisi diabetes yang paling umum, yakni diabetes tipe 1 terkait dengan sistem kekebalan tubuh, dan diabetes tipe 2 terkait dengan gaya hidup.

“Pada anak-anak, diabetes tipe 1 walaupun dia tidak banyak minum pemanis buatan, atau makan karbohidrat biasa saja, dia tidak bisa memetabolisme karbohidrat, jadi perlu suntik insulin,” kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K) saat ditemui ANTARA di Jakarta, Kamis.

Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin pankreas, menyebabkan produksi insulin menjadi rendah atau sama sekali tidak ada. Ini menyebabkan diabetes tipe 1.Glukosa terakumulasi dalam aliran darah jika tubuh tidak memiliki insulin. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa ini untuk menghasilkan energi.

Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons peningkatan kadar glukosa darah dengan membuat insulin ekstra. Akibatnya, pankreas menjadi kelelahan saat resistensi insulin memburuk.

“Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya karena banyak minum dengan pemanis buatan, terutama high fruktosa syrup, ini gula sirup yang banyak dipakai di minuman soft drink,” kata dokter Piprim, yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Ia juga mengatakan bahwa mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan olahan, juga dapat menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).

Dokter Piprim mengatakan bahwa diabetes tipe 2, yang lebih banyak disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, masih dapat diperbaiki, tergantung pada tingkat keparahan.

Dia mengatakan bahwa perubahan gaya hidup yang lebih sehat dapat dilakukan untuk mengontrol diabetes tipe 2 tahap awal.

“Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting… Intinya gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal,” katanya.

Ia menyatakan bahwa anak-anak dengan diabetes tipe 1 biasanya cenderung kurus, sedangkan anak-anak dengan diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas.

“Hampir 80 persen anak-anak diabetes tipe 2 adalah obesitas,” katanya.

Dokter Piprim menjelaskan bahwa ada pemeriksaan untuk mengetahui tingkat produksi insulin yang bisa dilakukan untuk mengecek status diabetes pada anak.

“Ada pemeriksaan C-peptide untuk memeriksa apakah insulinnya masih diproduksi atau tidak. Jadi, anak diabetes C-peptidenya negatif, insulin negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidenya masih positif, insulinnya masih ada, dia tipe 2,” ia memaparkan.

Dokter Piprim mengatakan bahwa anak yang didiagnosis mengalami diabetes harus segera mendapat penanganan medis yang tepat.

Ia mengatakan bahwa anak-anak yang menderita diabetes tipe 1 harus mendapatkan terapi insulin. Dokter akan mengajarkan cara memberi mereka obat suntik dan berapa banyak dosis yang harus diberikan.

Anak-anak yang memiliki diabetes tipe 2 tidak memerlukan injeksi insulin, tetapi mereka harus melakukan perubahan gaya hidup yang signifikan untuk mencegah kondisi mereka menjadi kronis dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Untuk membantu anak-anak dan remaja dengan diabetes tipe 2, dokter menyarankan perubahan dalam pola makan dan rutinitas olahraga

Informasi-informasi ini dapat memberikan gambaran tentang bagaimana diabetes pada anak-anak mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka dan apa yang dapat dilakukan untuk mendukung mereka dalam mengelola kondisi ini dengan baik.

(Sumber Berita Antaranews)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *