Stasiun pengisian kendaraan hidrogen atau “hydrogen refueling station” (HRS) pertama di Indonesia milik PT PLN Indonesia Power di kawasan Senayan, Jakarta. ANTARA/HO-PLN IP
Jakarta – Tim Australia mengunjungi stasiun pengisian kendaraan berbahan bakar hidrogen (HRS) milik PT PLN Indonesia Power (Persero) di kawasan Senayan, Jakarta.
Dalam sebuah pernyataan yang diberikan di Jakarta pada Selasa, Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP), mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan konsumsi energi bersih, salah satunya adalah menyediakan sumber daya hemat listrik (HRS) untuk sektor transportasi.
Dia menyatakan bahwa PLN IP membantu transisi energi dengan menyediakan energi alternatif dengan emisi yang rendah melalui HRS untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen, yang telah dievaluasi sebagai pengurangan emisi karbon yang efektif.
Sektor transportasi berkontribusi 44 persen dari total emisi karbon di Indonesia.
“Hidrogen ini merupakan energi yang minim emisi, jadi dengan HRS kita mendukung transisi energi yang menjadi penunjang Indonesia mencapai target net zero emission pada 2060,” kata Edwin.
Kedutaan Besar Australia’s Department of Climate Change, Energy, the Environment, and Water (DCCEEW) melakukan studi delegasi pada HRS pertama di Indonesia milik PLN Indonesia Power.
Delegasi DCCEEW juga mengunjungi HRS dan melihat generator hidrogen dan pusat hidrogen, yang berfungsi sebagai pusat pelatihan terkait hidrogen.
Edwin menjelaskan kepada delegasi dari Kedubes Australia tentang pembangunan HRS di kawasan Senayan yang menggunakan teknologi canggih.
Teknologi HRS memastikan pengisian kendaraan hidrogen yang aman dan efisien.
“Sistem ini dilengkapi dengan sensor canggih yang dapat mendeteksi kebocoran dan memutus aliran gas secara otomatis jika terdeteksi ada masalah,” sebutnya.
David Fredericks, sekretaris DCCEEW, mengungkapkan rasa kagumnya atas kesuksesan PLN Indonesia Power dalam membangun HRS pertama di Indonesia.
Dia menyatakan bahwa penggunaan hidrogen untuk kendaraan adalah pencapaian PLN IP yang luar biasa untuk masa depan EBT di Indonesia.
“Ini pencapaian yang sangat luar biasa, PLN IP pastinya bangga dengan cepatnya berhasil membangun fasilitas ini dan sungguh berkomitmen untuk menjadikan hidrogen sebagai bagian dari masa depan energi terbarukan Indonesia,” kata Fredericks.
Hidrogen untuk HRS Senayan dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang.
Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen, yang mana 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.
Dengan asumsi setiap mobil memiliki kecepatan 100 km/hari, kapasitas produksi hydrogen hijau ini dapat digunakan untuk 438 kendaraan per tahun.
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga dapat menghemat impor bahan bakar fosil hingga 1,59 juta liter per tahun dan mengurangi emisi CO2 hingga 4,15 juta ton per tahun.
Edwin menyatakan bahwa HRS adalah hasil dari transformasi PLN IP di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Menteri BUMN.
Ke depan, PLN IP akan berkonsentrasi pada energi baru terbarukan dan mengurangi emisi karbon untuk mencapai target net zero emissions pada tahun 2060.
“Hal ini sejalan dengan visi PLN untuk menjadi perusahaan berkelas dunia menuju Top Fortune Global 500,” kata Edwin.
Sumber Antaranews