Kiai rayakan ulang tahun
Jakarta – Perayaan ulang tahun dalam konteks Islam memang menjadi topik yang banyak diperdebatkan di kalangan umat. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa merayakan ulang tahun tidak sesuai dengan tradisi Islam, karena dianggap sebagai kebiasaan budaya luar yang tidak ada dalam ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya.
Mereka mengkhawatirkan bahwa perayaan ini bisa menjadi bentuk peniruan terhadap praktik budaya non-Islam yang tidak memiliki dasar dalam syariat, sehingga dapat mengaburkan identitas keislaman.
Namun, pandangan mengenai perayaan ulang tahun ini bervariasi di antara ulama dan komunitas Islam. Beberapa ulama berpendapat bahwa perayaan ini seharusnya dipandang sebagai masalah kebudayaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip dasar Islam, terutama jika perayaan tersebut dilaksanakan dalam konteks yang positif dan tidak melanggar aturan syariat.
Dalam pandangan ini, perayaan ulang tahun dapat menjadi kesempatan untuk berkumpul, bersyukur, dan mempererat hubungan sosial di antara keluarga dan sahabat.
Di samping itu, beberapa orang melaksanakan perayaan ulang tahun dengan niat yang baik, seperti untuk merayakan kehidupan dan sebagai bentuk syukur atas umur yang diberikan. Mereka percaya bahwa jika perayaan dilakukan dengan cara yang sederhana dan penuh makna, tanpa unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam, maka hal tersebut dapat diterima. Dengan demikian, perdebatan mengenai perayaan ulang tahun dalam Islam tetap menjadi isu yang kompleks, mencerminkan keragaman pandangan dan interpretasi di kalangan umat Muslim.
“ Kiyai Kok Ulang Tahun ! di hibur santriwati pula.. naudzubillah min dzalik jangan salah pilih pondok ya temen temen , pilihlah ponpes yang bermanhaj salaf,” tulis keterangan unggahan Instagram di atas dikutip dari VIVA.co.id pada Rabu, 4 September 2024.
Diruangan tersebut juga ada tulisan happy birthday dan hiasan balon yg berada didinding ruangan tersebut, para santriwati lainnya menyanyikan lagu Mabruk Alfa Mabaruk-Sholawat milik Muhammad Hadi Assegaf, namun hingga saat ini belum ada keterangan dimana kejadian tersebut berlangsung.
Reaksi Netizen
“Makanya banyak pelecehan karena mereka ini vulgar sekali interaksi,” tulis warganet.
“Nyanyi bareng, joget bareng, tertawa bareng, enter lama2 mabok bareng,” sahut lainnya.
“Gak ada satupun contoh yg bisa di ambil dari sini,” seru lainnya.
“Tidak heran banyak oknum katanya “kyai” mncabuli santriwatinya,” kata lainnya.
“Pasti ini pesantren yang suka teriak WAHABI,” seru lainnya.
“Alhamdulillah tidak memasukkan anak di ponpes seperti itu,” tulis lainnya.
( Sumber : viva.co.id )
