Rekan Kerja Ungkap Sikap Manipulatif Agus Korban Penyiraman Air Keras
Jakarta – Kasus yang melibatkan Pratiwi Noviyanthi dan Agus Salim semakin mengundang perhatian publik. Pratiwi, mantan pramugari yang kini aktif sebagai jurnalis, mengungkapkan kebaikan hati Agus Salim, korban penyiraman air keras, namun di sisi lain, Agus justru melaporkan Pratiwi ke polisi. Hal ini memicu berbagai spekulasi di kalangan netizen, terutama mengenai dugaan penyalahgunaan dana donasi yang mencapai Rp1,5 miliar.
Sejak awal, Pratiwi menegaskan bahwa dana yang dikumpulkan dari masyarakat ditujukan untuk pengobatan Agus. Namun, dalam prosesnya, dia menemukan aliran dana yang mencurigakan ke beberapa kerabat Agus yang tidak ada hubungannya dengan pengobatan. Temuan ini membuat Novi merasa ada yang disembunyikan terkait penggunaan dana tersebut.
Novi menganggap dana donasi sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dia pun memutuskan untuk mengunggah bukti mutasi rekening Agus beserta nama-nama pihak yang menerima dana tersebut. Tindakan ini memicu amarah netizen, yang segera menyuarakan pendapat mereka dan menghujat pihak-pihak yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana.
Di tengah hujatan tersebut, Agus, dengan bantuan pengacara Farhat Abbas, melaporkan Pratiwi ke pihak kepolisian. Agus berargumen bahwa donasi seharusnya menjadi haknya, dan mempertanyakan mengapa dana tersebut harus dialihkan ke rekening yayasan milik Novi. Pernyataan ini menambah kompleksitas masalah, mengingat sebelumnya Agus telah setuju untuk memindahkan dana tersebut.
Rekan kerja Agus, yang dikenal dengan akun @akhyar_mmd1717, turut berbicara mengenai sifat manipulatif Agus. Mereka bekerja bersama sebagai pelayan di salah satu restoran Korea-Chinese, dan Akhyar menyatakan bahwa sikap Agus yang mencari perhatian kepada atasan membuat rekan-rekannya merasa sakit hati. Hal ini semakin membentuk opini publik terhadap Agus.
Dugaan penyalahgunaan dana donasi ini menjadi sorotan utama di media sosial, dengan banyak netizen yang meminta kejelasan mengenai aliran dana yang mencurigakan. Pratiwi, yang berusaha menjaga transparansi, kini berada di posisi yang sulit, dihadapkan pada tuduhan yang berpotensi merusak reputasinya.
Kasus ini mencerminkan betapa pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan dana sumbangan. Dengan banyaknya pihak yang terlibat, ke depan, diharapkan akan ada penjelasan yang jelas mengenai penggunaan dana tersebut, agar tidak ada lagi kebingungan di kalangan masyarakat mengenai tujuan dan penggunaan donasi yang seharusnya untuk kebaikan.
Agus, yang menjabat sebagai kepala pelayan di restoran tersebut, seringkali menunjukkan karakteristik sebagai atasan yang sangat menginginkan penghormatan. Namun, Akhyar, yang berperan sebagai asisten kepala pelayan, mengungkapkan bahwa Agus tidak memperlihatkan sikap menghargai terhadap para bawahannya.
“Dari awal saya kerja bareng dia emang Mas A kalau negur bawahannya bikin sakit hati. Dia selalu pengen dihargai sebagai atasan dan gak pernah bisa menghargai anak buahnya seperti saya,” tulis rekan kerja Agus dikutip dari akun Instagram @awramee pada Selasa 22 Oktober 2024.
Agus dikenal dengan cara berbicaranya yang manis dan kemampuannya untuk menarik perhatian atasan. Namun, sikapnya terhadap bawahannya sangat kontras; ia sering kali mudah terpancing emosi dan tidak suka kalah dalam situasi apapun.
“Banyak banget karyawan yang resign gara-gara sifat dia. Sudah banyak memutus rezeki orang kerja di situ, Saya saksinya sendiri sudah 5-10 karyawan yang memilih resign dikarenakan Mas A cuma saya yang mampu bertahan,” jelas rekan kerja Agus.
Keputusan karyawan untuk mengundurkan diri tidak hanya dipicu oleh rasa sakit hati setelah ditegur oleh atasan. Akhyar menjelaskan bahwa pernyataan Agus yang seringkali menyakitkan juga menjadi salah satu penyebab utama banyaknya karyawan yang memilih untuk keluar dari restoran tersebut.
“Hei kalian tidak tau gimana wataknya Mas A ini, sampai sering loh Mas A diajak berantem. Inget mental orang itu beda-beda, Mas A itu dia pengen tegas tapi cara dia salah,” imbuh Akhyar.
Akhyar membantah pernyataan Agus dalam beberapa podcast yang menyatakan bahwa dirinya menegur karyawan dengan cara yang baik. Menurut Akhyar, jika benar Agus berperilaku demikian, tidak mungkin Aji, pelaku penyiraman air keras kepada Agus, akan melakukan tindakan kriminal tersebut.
“Saya tau banget Mas A kalau negur orang bikin nyesek ke hati,” tuturnya lagi.
Rekan kerja Agus menegaskan bahwa mereka tidak membenarkan tindakan Aji, namun mereka juga meminta agar pelaku tidak dihakimi secara sepihak. Akhyar mengakui bahwa jika terus menghadapi sikap Agus yang menyulitkan, bukan tidak mungkin dirinya juga bisa melakukan tindakan serupa seperti yang dilakukan Aji.
“Inget ya Mas A itu gak mau disalahin pokoknya dia ngerasa pengen paling bener,” timpal Akhyar.
Teman Agus menekankan bahwa informasi yang diberikan merupakan fakta yang sebenarnya, bukan rekayasa untuk merugikan atau menekan pihak manapun. Meskipun Akhyar memiliki banyak informasi mengenai aib keluarga Agus yang ingin ia ungkap, ia menyadari bahwa hal tersebut merupakan ranah privasi yang harus dihormati.
“Untuk saat ini cuma ini yang bisa saya sampaikan, saya gak tega sebenarnya ngomong gini takut berbalik ke saya sendiri. Sekali lagi saya tidak ada niatan menjatuhkan, saya hanya berbicara sesuai fakta. Saya takut masalah ini membesar dan berdampak pada keluarga saya, pesan saya bijaklah dalam menggunakan sosial media dalam konteks ini saya tidak ada niatan menjatuhkan atau menjelekkan siapa pun. Terima kasih banyak buat temen-temen yang sudah support saya mendoakan saya,” tutupnya.
( Sumber : viva.co.id )