Presiden AS Donald Trump (dok. Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER)
Jakarta – Banyak orang menentang rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza. Rencana Trump ditolak oleh banyak negara, termasuk Palestina, Arab Saudi, PBB, dan sekutu AS.
Saat berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Trump secara tidak diduga menyatakan bahwa AS akan menguasai Jalur Gaza dan memperluasnya secara ekonomi setelah memindahkan warga Palestina di Jalur Gaza ke tempat lain.
Dalam pernyataannya, Trump menyatakan bahwa AS akan memiliki “kepemilikan jangka panjang” atas Jalur Gaza. Dia dengan berani menyatakan bahwa AS akan meratakan Jalur Gaza dan membersihkan semua bangunan yang hancur untuk mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan ribuan lapangan kerja di sana.
Hamas juga menolak rencana Trump, dengan Sami Abu Zuhri, salah satu pejabat seniornya, menggambarkannya sebagai upaya mengusir warga Palestina dari tanah air mereka.
“Kami menganggapnya sebagai resep untuk menimbulkan kekacauan dan ketegangan di kawasan karena masyarakat Gaza tidak akan membiarkan rencana seperti itu terjadi,” sebutnya.
Berikut daftar negara dan organisasi internasional yang menolak rencana Trump:
Arab Saudi
Saudi menolak upaya apa pun untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Ditegaskan oleh Riyadh bahwa posisinya dalam mendukung Palestina tidak dapat dinegosiasikan.
Mesir
Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Badr Abdelatty menyerukan rekonstruksi cepat Jalur Gaza tanpa harus mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut, setelah Trump melontarkan usulan mengejutkan tersebut.
Dalam percakapan dengan Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Mustafa di Kairo, Abdelatty menekankan “pentingnya melanjutkan proyek pemulihan dini… dengan laju yang dipercepat… tanpa warga Palestina meninggalkan Jalur Gaza, terutama dengan komitmen mereka terhadap tanah mereka dan penolakan untuk meninggalkannya”.
Uni Emirat Arab
Uni Emirat Arab secara tegas menolak setiap upaya untuk menggusur warga Palestina dan menyangkal “hak mereka yang tidak dapat dicabut”.
Turki
Menlu Turki Hakan Fidan menyebut rencana Trump untuk mengambil alih Gaza “tidak bisa diterima”.
Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menolak tegas upaya paksa merelokasi warga Palestina.
“Indonesia dengan tegas menolak segala upaya untuk secara paksa merelokasi warga Palestina atau mengubah komposisi demografis Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kemlu dalam keterangan yang diunggah di akun X-nya, Rabu (5/2/).
Liga Arab Sebut Rencana Trump Picu Ketidakstabilan
Liga Arab menolak rencana Trump yang dinilai hanya akan memicu ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan Timur Tengah. Liga Arab juga menegaskan kembali penolakan terhadap rencana menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza.
Blok regional beranggotakan 22 negara itu menyebut langkah semacam itu merupakan “resep untuk ketidakstabilan” dan akan menjadi “pelanggaran hukum internasional”.
PBB: Rencana Trump Ambil Alih Gaza Sangat Mengejutkan
Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, mengaku terkejut dengan rencana Trump mengambil alih Gaza. Dia menyebut rencana itu “tidak jelas”.
Kepala badan HAM PBB, Volker Turk, menegaskan bahwa mendeportasi orang dari wilayah penduduk dilarang keras. Dia menekankan soal “hak untuk menentukan nasib sendiri” yang dimiliki warga Gaza, yang disebutnya sebagai “prinsip dasar hukum intern
Inggris-Prancis-Jerman Kompak Tolak Rencana Trump Ambil Alih Gaza
Dalam reaksi keras terhadap rencana Trump, PM Inggris Keir Starmer menegaskan bahwa warga Palestina “harus diizinkan pulang” ke Jalur Gaza. Starmer juga menyatakan dukungannya untuk pembentukan negara Palestina.
“Mereka harus diizinkan pulang. Mereka harus diizinkan untuk membangun kembali, dan kita harus bersama mereka dalam membangun kembali menuju kepada solusi dua negara,” tegas Starmer saat berbicara kepada parlemen Inggris.
Francais menolak rencana Trump dengan keras, dan Christophe Lemoine, juru bicara Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa itu akan melanggar hukum internasional dan menimbulkan ketidakstabilan di kawasan.
Lemoine mengatakan bahwa masa depan Gaza harus dilihat dari perspektif Palestina yang akan datang, dan bahwa Gaza tidak boleh dikuasai oleh negara lain.
Menlu Jerman Annalena Baerbock menegaskan Jalur Gaza merupakan “milik warga Palestina” setelah Trump melontarkan rencana untuk mengambil alih wilayah Palestina tersebut.
“Penduduk sipil di Gaza tidak boleh diusir dan Gaza tidak boleh diduduki atau dihuni kembali secara permanen,” tegas Baerbock.
China
China menentang rencana pemindahan paksa terhadap warga Gaza, dan mengharapkan semua pihak akan berpegang teguh pada gencatan senjata dan pemerintahan pascaperang sebagai peluang membawa masalah Palestina pada jalur penyelesaian politik yang benar berdasarkan solusi dua negara.
Rusia
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan keyakinan bahwa penyelesaian konflik Timur Tengah hanya mungkin terjadi berdasarkan solusi dua negara.
Brasil
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menolak keras rencana Trump mengambil alih Gaza.
“Itu tidak masuk akal … Di mana orang Palestina akan tinggal? Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh setiap manusia,” tegas Lula da Silva, sembari menegaskan dukungan pada solusi dua negara dan mengecam tindakan Israel di Gaza sebagai “genosida”.
Sumber Detik.com